Selasa, 08 November 2011

Puluhan Hektar Sawah Di "LANYAU" Banjir Di Solok

Akibat Banjir, Puluhan Hektar Sawah Dipastikan Gagal Panen di Solok
Padang Ekspres  Berita Peristiwa  Minggu, 06/11/2011 - 19:59 WIB  Ilham Safutra  316 klik
sawah
Meski tidak separah Pesisir Selatan, namun bencana banjir yang melanda Kota dan Kabupaten Solok juga turut membawa kerugian besar bagi masyarakat, puluhan hektar sawah dipastikan gagal panen. Masih tingginya curah hujan yang disertai cuaca ekstrim dikhawatir akan kembali menggundang malapetaka. 

Areal pesawahan yang berpotensi gagal panen terebut umumnya yang terdapat disepanjang aliran Batang Lembang, dan areal disekitar bandar irigasi. Pasca terjadinya bencana banjir Rabu (26/10) lalu telah melanyau  puluhan hektar sawah milik warga di sejumlah kelurahan seperti KTK, Tanah Garam, Tanah Garam dan Tanjung Paku Kota Solok. Tanpa terkecuali kondisi serupa juga menimpa kawasan Selayo, Koto Baru dan lainnya, Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Karena masih tingginya curah hujan, masyarakat kian khawatir.

Mengantisipasi terjadinya dampak lebih buruk, sebetulnya sebahagian warga sudah mulai melakukan langkah-langkah alternatif, diantaranya menghalau genangan air yang melebihi batas normal ke Bandar irigasi terdekat, bahkan menyedot menggunakan mesin pompa. Namun langkah ini hanya bisa dilakukan terhadap lahan yang permukaannya lebih tinggi, sementara dipermukaan rendah tetap bergantung pada alam.

Karena masih tingginya curah hujan, beselang beberapa saat kemudian keadaan kembali seperti semula, volume air sawah kembali meninggi melebihi batas ambang dan merendam bagian buah hingga pucuk padi.  Khususnya padi yang sudah berbuah, karena terus-terusan terendam air mengakibatkan buahnya menjadi rontok dan rusak, batang mejadi patah dan membusuk. Mengingat gejala alam tak kunjung bersahabat, kini masyarakat terpaksa harus rela menghadapi keadaan.

"Melihat cuaca yang kurang bersahabat, kami masih cemas, jangan-jangan banjir susulan kembali datang. Batang Lembang sebagai sungai terbesar membelah Kota dan Kabupaten tak sanggup menampung volume ar dari sejumlah anak sungai Bandar irigasi yang bemuara kesana,"keluh Ida,47, masyarakat Petani di Kelurahan Tanah Garam.

Disebutkannya akibat dilanyau banjir Rabu lalu saja, telah membuat kondisi tanaman menjadi rusak, kini ditambah pula cuaca ekstrim tak kunjung stabil. Tanaman padi yang sedaang berbuah dilanda bencana demikian sulit untuk kembali pulih, dikala dipanen pun bulir padi umumnya menjadi ampo (tidak berisi). 

Hal yang sama juga dikeluhkan Upik,45, warga Selayo, Kabupaten Solok,  sedikitnya 5 hektar sawah garapanya dipastikan akan gagal panen, meski sesungguhnya berbagai cara untuk mengatasinya telah dilakukan. Langkah untukmenekan jumlah kerugian diantaranya lewat menghalau genagan air yang berlebih ke sejumlah Bandar irigasi terdekat, namun lagi-lagi harapannya tetap saja terancam kandas mengingat cuaca yang tak jua kunjung bersaabat.  

Diinformasikan sejauh ini Pemerintah Daerah setempat belum mengambil sikap,langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak terburuk  baru dilakukan secara pribadi-pribadi oleh warga.  (mg9)