Selasa, 24 Mei 2011

Pensi Singkarak Mulai Langka

Pensi Singkarak Mulai Langka
publish : balaipandan komunitas
Danau Singkarak yang dimiliki bersama Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanahdatar, selama ini tak hanya dikenal dengan panorama indahnya saja. Tapi juga spesies ikan spesifik yaitu ikan bilih. Di samping itu, ada satu hidangan yang juga terkenal kemana-mana, yaitu pensi. Namun sayang sekali, beberapa waktu belakangan ini, spesies kerang/lokan air tawar itu mulai menghilang. 

Hal ini tentu saja menyedihkan, karena banyak wisatawan ke Danau Singkarak yang mengkhususkan diri berburu hidangan pensi. 

Menyikapi kondisi ini, sudah saatnya pemerintah Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanahdatar harus segera mencari solusi terbaik. Sehingga, populasi pensi di Danau Singkarak tersebut tidak punah di danau terbesar di Sumbar ini.

Salah seorang pengunjung Danau Singkarak, Fitri (42) menyatakan dirinya bersama suami dan tiga anaknya khusus datang dari Kota Padang untuk menikmati hidangan pensi. Ia menyatakan hal itu disebabkan selama ini hidangan pensi Singkarak terkenal lezat. 

"Setiap kali ke Danau Singkarak, saya selalu mencari pensi. Tidak hanya namanya yang enak didengar, tapi juga rasanya yang sangat spesifik. Dibanding hidangan pensi ataupun langkitang dari daerah lain, pensi di Singkarak memiliki rasa yang sangat khas. Namun sayangnya, saat ini pensi semakin sulit ditemui di sini (tepi Danau Singkarak, red). Bahkan telah banyak beredar kabar sejumlah pensi di sini didatangkan dari daerah lain. Kalau hal itu benar-benar terjadi, maka pensi Singkarak bisa saja ditinggalkan," ujarnya. 

Fitri juga menyatakan terjadinya kelangkaan pensi di Danau Singkarak bukan disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang berburu hidangan pensi. Ia memperkirakan rusaknya ekosistem di pinggiran Danau Singkarak lebih menjadi penyebab yang kuat. Ia mencontohkan, beberapa tahun lalu, hidangan pensi dengan mudah ditemui di pinggiran Danau Singkarak. Meski saat itu, penikmat pensi sangat banyak, namun penjual hidangan pensi tersebut tetap bisa mencukupi permintaan. Namun sekarang, saat penikmat tidak sebanyak dulu, keberadaan pensi malah semakin langka.

"Saya rasa, rusaknya ekosistem di pinggiran Danau Singkarak lah yang menyebabkan pensi semakin langka. Kalau dulu, saat bermain di tepi singkarak, kita dengan mudah menemukan pensi hidup. Namun sekarang, tepian danau telah kotor dan keberadaan pensi semakin sulit ditemui. Sebaiknya Pemkab Solok dan Tanahdatar segera menyikapi hal ini. Jika tidak, bukan tidak mungkin spesies pensi akan benar-benar hilang dari Danau Singkarak," harapnya. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar