Rabu, 24 September 2014

Menurut Kapolres Solok: Tahanan Murni Gantung Diri sumber Okezone.com

PADANG - Robi (21), tahanan yang ditemukan tewas dalam keadaan tergantung di dalam sel Mapolres Arosuka, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Rabu 17 September malam sekira pukul 19. 30 WIB murni gantung diri.

Hal itu dikatakan Kapolres Kabupaten Solok AKBP Tommy Bambang Irawan kepada wartawan, Kamis (19/9/2014).

“Meninggal murni bunuh diri berdasarkan hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), visum dari dokter, foto tidak ada menunjukkan tanda-tanda kekerasan, dan permintaan dari keluarga untuk autopsi,” katanya melalui pesan singkat.

Jenazah Robi dibawa Pukul 11.00 WIB oleh keluarga didampingi petugas Reskrim Polres Solok ke RSUP M Djamil Padang. Petugas juga membawa barang bukti berupa baju kaos dan baju dingin korban yang dijadikan alat untuk bunuh diri.

Warga Jorong Balerong Pasar Baru, Nagari Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, itu ditahan terkait kasus melarikan anak gadis orang dibawa umur. 

“Kami curiga dengan kematian anak kami ini, dan kami ingin tahu kebenarannya,” ujar Eri Predo saat ditemui terpisah di ruang jenazah.

Menurut paman Robi itu, di lehernya terdapat bekas jeratan tali di leher korban. Selain itu, sejumlah luka memar membekas di tubuhnya.

“Kalau kata polisi, dia meninggal karena bunuh diri, tapi kami tidak percaya karena terakhir kali bertemu dia masih dalam kondisi sehat,” ungkap Eri.

Ia mengaku, terakhir kali bertemu dengan keponakannya itu saat membesuk pada Jumat 12 September. Saat itu, korban meminta agar segera dikeluarkan dari dalam sel.“Kami juga sudah melakukan upaya damai dengan keluarga pacarnya (pelapor),” katanya.

Sementara Direktur Lembaga Bantuan Hukum Padang, Vino Oktavia menyebutkan, Robi ditahan Kepolisian sejak 11 September 2014 dengan tuduhan melanggar pasal 332 KUHP tentang melarikan perempuan di bawah umur.

Dalam kasus tersebut, Robi pergi mengantarkan pacarnya pulang ke daerah Cupak. Keluarga sang pacar malah menahan Robi dan menyerahkannya ke Polsek Cupak, selanjutnya korban digiring ke Mapolres Solok untuk ditahan.

Pihak keluarga menerima kabar bahwa Robi sudah meninggal di dalam sel tahanan pada Rabu malam. “Kita mendapat penjelasan dari pihak Kepolisian bahwa kematiannya karena gantung diri, tetapi pihak keluarga tidak puas sehingga dilakukan autopsi,” ujar Vino. (kem)

Tahanan Larikan Anak Gadis Tewas di Rutan Polisi

TEMPO.CO Padang:Seorang tahanan Kepolisian Resort Solok, Sumatera Barat, ditemukan tewas di rumah tahanan Mapolres Solok, Rabu malam 17 September 2014. Robby Hadi Putra, 22 tahun, tewas setelah mendekam di tahanan sejak 11 September 2014. 

Robby merupakan warga Kanagarian Cupak, Gunung Talang, Kabupaten Solok. Dia ditahan karena kasus dugaan tindak pidana melarikan anak gadis di bawah umur

Paman korban, Eri Fredo 43 tahun, mengatakan, keluarga mendapat informasi meninggalnya Robby sekitar pukul 20.00 WIB. Berdasarkan keterangan pihak kepolisian, dia meninggal karena gantung diri. "Kita terkejut karena sorenya Robby masih bertemu dengan ibunya di penjara," ujarnya. 

Eri menduga ada kejanggalan dengan kematian Robby. Sebab, saat bertemu dengan ibu nya, Robby dalam keadaan wajar dan masih tertawa serta makan bersama Ibunya Immawati, 45 tahun. 

"Makanya kami tak yakin jika dia gantung diri. Apalagi kita sedang mengupayakan menempuh jalur damai dengan keluarga gadis," ujarnya.

Saat dikunjungi pihak keluarga , Robby pernah mengatakan untuk minta dibebaskan dari tahanan. Sebab, dia mengaku tidak tahan berada disana. 

Pihak keluarga meminta jenazah Robby diperiksa. Agar mengetahui penyebab kematiannya. Jenazah Robby tiba di RSUP M Djamil sekitar pukul 12.00 WIB. Pemeriksaan langsung dilakukan di ruang forensik rumah sakit.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang Vino Octavia mengatakan, untuk mengetahui kepastian penyebab meninggal, pihak keluarga meminta dilakukannya pemeriksaan luar maupun dalam. "Kejadian ini serupa dengan kematian kakak beradik di Polsek Sijunjung beberapa tahun lalu. Yakni dengan gantung diri," ujar Vino. 

Vino mengaku menemukan kejanggalan saat melihat tubuh Robby. Di punggung dan pundak korban ditemukan memar. Di lehernya ada bekas berbentuk lingkaran. "Namun sekarang kita masih mengumpulkan data awal dan data-data yang terkait dengan kasus tersebut," ujarnya. 

Kepala Kepolisian Resort Solok AKBP Tommy Bambang Irawan mengatakan, jenazah sedang diotopsi di rumah sakit di Padang. "Besok baru kita ketahui hasilnya," ujarnya. 

Kata Tommy, Robby ditemukan petugas gantung diri dengan pakaiannya sendiri di terali besi yang biasanya digunakan untuk jemuran kain. "Kita selalu cek tahanan. Tapi saat kejadian kita tak mengetahuinya," ujarnya. 

Tommy menduga korban sudah berniat melakukan ini. "Memang ada pemberitahuan kepada orang tua sebelumnya. Dia mengaku tak kuat di tahanan sorenya sebelum kejadian," ujarnya. 

Menurutnya, saat kejadian hanya ada satu tahanan di Mapolres Solok. "Dia sendirian di tahanan. Yang lain sudah dikirim ke LP," ujarnya. Tommy mengaku tidak ada tindak kekerasan yang dilakukan anggotanya. Ini sesuai dengan hasil pemeriksaan Propam. 
ANDRI EL FARUQI

Jumat, 24 Januari 2014

Upaya Perampokan di Bank Mega Solok Digagalkan

Upaya Perampokan di Bank Mega Solok Digagalkan

padangmedia.com , Selasa, 21 Januari 2014 12:57 wib
Petugas memperlihatkan pistol yang ditinggalkan pelaku yang hendak merampok Bank Mega, Selasa (21/1 ).
SOLOK - Jajaran Kepolisian Resort Solok Kota, Selasa (21/1) menggagalkan upaya perampokan di Bank Mega cabang Solok yang berada di Pasar Pandan Air Mati. Petugas mengamankan 1 pucuk senjata api rakitan laras pendek berikut 5 butir peluru serta 1 set pakaian dari pelaku yang hendak beraksi. Semua barang bukti tersebut diduga sengaja ditinggalkan pelaku saat hendak melarikan diri.
Menurut Kapolres Solok Kota, AKBP Guntur Hindarsyah melalui Kasat Reskrim AKP Ronal Tambunan, sempat terjadi aksi tembak-tambakan antara pelaku dengan petugas. Namun pelaku bisa melarikan diri dengan menggunakan Avanza.
Kronologis kejadiannya sekitar jam 3.30 dini hari, saat itu petugas mendapat laporan adanya upaya perampoka yang dilakukan orang tak dikenal di Bank Mega. Saat petugas sampai di TKP memang terlihat ada sebuah mobil avanza warna hitam terparkir di halaman bank. Ketika petugas hendak menghampiri, mobil tersebut segera saja tancap gas dan melarikan diri. Petugas sempat melakukan tembakan ke arah mobil tersebut sembari melakukan pengejaran.
Namun lanjut Ronal, dari hasil penyisiran yang dilakukan di TKP petugas berhasil menemukan 1 senjata rakitan jenis revolfer dengan 5 butir peluru serta 1 set pakaian yang diduga sengaja di tinggal pelaku untuk mengaburkan jejak. (Adi)

Selasa, 17 Desember 2013



SELAMAT
ATAS TERPILIHNYA 
DASRIL, Sag
SEBAGAI WALINAGARI CUPAK YANG BARU
SEMOGA SUKSES DALAM ME NGEMBAN AMANAH
MASYARAKAT NAGARI CUPAK





Senin, 01 Juli 2013

PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN






PERSIAPAN MENYAMBUT RAMADHAN


Pertama, Persiapan Ruhiyah. Rasulullah memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk menyambut pausa. Aisyah pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa sunnah di satu bulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban. Sungguh, beliau berpuasa penuh pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari).
Ibadah lain juga harus dipersiapkan seperti perbanyak tilawah, qiamulail, shalat fardhu bejamaah di masjid, al-ma’tsurat kubra pagi dan petang. Hal ini dimaksudkan agar sejak bulan Sya’ban kadar keimanan kita sudah meningkat. Boleh dikiaskan, bulan Rajab dan Sya’ban adalah masa warming up sehingga ketika memasuki Ramadhan kita sudah bisa menjalani ibadah shaum dan sebagainya itu sudah menjadi hal yang biasa.
Orang sadar maupun yang tersadarkan memahami bahwa mempersiapkan keimanan itu bukan hanya pada bulan Sya’ban ini saja. Tetapi dipersiapkan disetiap hari, namun pada momentum ini diharapkan untuk meningkatkan persiapannya. Bulan Sya’ban ini juga bisa dikatakan sebagai bulan batu loncatan untuk optimalisasi ibadah di bulan Ramadhan nanti.

Kedua, Persiapan Jasadiyah. Untuk memasuki Ramadhan kita memerlukan fisik yang lebih prima dari biasanya. Sebab, jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Maka, sejak bulan sya’ban ini mari persiapkan fisik seperti olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan bergizi.

Ketiga, Persiapan Maliyah. Persiapan harta ini bukan untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran sebagaimana tradisi kita selama ini. Mempersiapkan hara adalah untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah. Pahala bersedekah pada bulan ini berlipat ganda dibandingkan bulan-bulan biasa.

Keempat, Persiapan Fikriyah. Agar ibadah Ramadhan bisa optimal, diperlukan bekal wawasan yang benar tentang Ramadhan. Mu’adz bin Jabal r.a berkata: “Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah”. Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, ”Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya”.

Oleh karena itu, ketika orang mau beramal tentulah harus mempunyai ilmu, jika tidak bisa-bisa akan menjadi banyak kerusakan. Cara untuk mempersiapkan ini antara lain dengan membaca berbagai bahan rujukan dan menghadiri majelis ilmu tentang Ramadhan. Kegiatan ini berguna untuk mengarahkan kita agar beribadah sesuai tuntutan Rasulullah SAW, selama Ramadhan. Menghafal ayat-ayat dan doa-doa yang berkait dengan berbagai jenis ibadah, atau menguasai berbagai masalah dalam fiqh puasa, dan juga penting untuk dipersiapkan.
Semoga persiapan kita mengantarkan ibadah shaum dan berbagai ibadah lainnya, sebagai yang terbaik dalam sejarah Ramadhan yang pernah kita lalui. Demikian tips persiapan untuk menyambut bulan ramadhan, semoga bermanfaat.


Sumber: http://www.dakwatuna.com/2013/06/30/36030/persiapan-menyambut-bulan-ramadhan/#ixzz2Xo0S3ybK 
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Jumat, 28 Juni 2013

WALINAGARI CUPAK LENGSER 27 Juni 2013

Ajak ABG ke Diskotik, Kepala Desa Cupak di Demo
1
Headline
ILUSTRASI - (Foto : inilah.com)
Oleh: Haluan Padang
sindikasi - Kamis, 27 Juni 2013 | 00:30 WIB
INILAH.COM, Solok - Mengajak anak baru gede alias ABG ke salah satu diskotik di Kota Padang, Iswahyudi Wali Nagari (Kepala Desa) Cupak, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, di demo warganya sendiri.

Iswahyudi yang juga Ketua Forum Wali Nagari Kabupaten Solok itu, akhirnya dilengserkan dari jabatannya oleh warga Nagari Cupak lewat aksi demo damai, Rabu (26/06).

Pelengseran Iswahyudi dari jabatannya sebagai wali nagari di nagari yang berpenduduk 18 ribuan jiwa dan tersebar di 9 jorong itu, dilakukan melalui sebuah surat pernyataan bersama yang ditanda tangani perwakilan masyarakat.

Seperti KAN Cupak yang diwakili Witra Maison Dt Indo Bumi, Ketua BMN Dedi Fajar Ramli , Ketua Pemuda Nagari Cupak Novel Rahman , Sekretaris Nagari Cupak Ismail dan Sekcam Gunung Talang Syafardi.

Inti dari surat pernyataan bersama yang dimuat dalam berita acara hasil demo damai masyarakat Nagari Cupak di kantor wali nagari yang beralamat di Jorong Pasa Baru, Rabu (26/6) itu memuat dua poin penting.

Pertama, seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan wewenang dan tugas Wali Nagari Cupak, dilaksanakan Seketaris Nagari Cupak, Ismail. Kedua, tugas dan wewenang Wali Nagari Cupak yang selama ini dilaksanakan Iswahyudi, ditiadakan sampai ada penyelesaian oleh Bupati Solok.

Surat pernyataan yang ditandatangani di atas meterai Rp 6 ribu itu ditembuskan kepada Bupati Solok, Ketua DPRD, Kapolres Solok, Kapolsek Gunung Talang dan Wali Nagari Iswahyudi sendiri, dan dinyatakan berlaku sejak ditandatangani, Rabu (26/6).

Aksi demo damai perwakilan warga dari 9 jorong ke kantor Wali Nagari Cupak itu, dijaga belasan aparat Polsek Talang Polres Solok, Danramil 0309 Talang dan Satpol PP.

Situasi yang sempat memanas sedikit mencair setelah perwakilan massa pendemo diterima berdialog oleh Sekertaris Nagari Cupak Ismail didampingi Sekcam Gunung Talang Syafardi disaksikan BMN dan KAN.

Perwakilan warga melalui Ketua Pemuda Novel Rahman, Kuri, Lepat Dt Mandaro dan tokoh pemuda serta tokoh masyarakat lainnya, kepada Sekcam Gunung Talang dan Sekretaris Nagari Cupak Ismail dalam dialog yang berlangsung panas itu mengatakan, tindakan Wali Nagari Iswahyudi yang membawa dua ABG berinisial W dan R, warga Cupak, dan seorang wanita lainnya yang berasal dari Kota Solok, ke diskotik di Padang dinilai sangat memalukan dan tergolong perbuatan tercela di mata masyarakat. Ulahnya diibaratkan pepatah Minang dengan tungkek pambaok rabah.

Terpisah, Iswahyudi yang dikonfirmasi Haluan mengatakan, kasus tersebut bermuatan politis.

Apa lagi, peristiwa itu sudah lama terjadi yakni di awal bulan Juni lalu. Dia juga mengaku tidak melakukan perbuatan apapun dengan ABG tersebut di diskotik itu.

“Saya tidak melakukan apa-apa dengan anak gadis tersebut di diskotik itu. Apa lagi berbuat mesum. Jadi apanya yang salah?” tanya Iswahyudi.

Terpisah, Bupati Solok melalui Sekda M Saleh yang dihubungi Haluan terkait kisruh pelengseran Wali Nagari Cupak tersebut mengatakan, yang punya wewenang dan berhak memberhentikan wali nagari adalah pihak yang mengangkatnya.

Artinya, yang berhak memberhentikan seorang wali nagari dari jabatannya adalah Bupati Solok.

Namun demikian, ujar Sekda M Saleh, permasalahan Wali Nagari Cupak tersebut segera akan disikapi dan ditindak lanjuti oleh Bupati Solok.

“Untuk memberhentikan seseorang dari jabatannya tentu harus sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku,” pungkasnya.

Selasa, 02 April 2013

Dunsanak Kito VI


Beberapa Hari Sebelumnya, Dodi Sudah Berperilaku Aneh

Oleh : isril , Jumat, 29 Maret 2013 21:16 wib
Rumah kontrakan pelaku Dodi Candra. (foto: isril)
PADANGPANJANG - Informasi dari warga sekitar RT X Kelurahan Balaibalai, Kecapatan Padangpanjang Barat, tersiar kabar bahwa Dodi Candra, 35, pelaku penusukan terhadap istri hingga tewas, mengalami stres. Tetangga korban menyebutkan, beberapa hari sebelumnya, pelaku menampakkan perilaku aneh.
Ia terlihat suka memanjat pohon alpokat yang ada dekat rumahnya. Tidak jelas tujuannya apa, pelaku turun kembali. Pada hari berikutnya, pelaku juga menyapu gang sempit menuju ke rumahnya. Padahal, selama ini tidak pernah dilakukannya.
“Lebih jauh ke belakang, sekitar tahun 2007, pelaku juga pernah mengamuk di depan Masjid Jihadu Walidaina Bukik Suruangan. Sebuah kendaraan dirusak tanpa penyebab yang jelas,” kata salah seorang tetangga korban yang takut disebutkan namanya, kepada padangmedia.com.
Sebagai seorang kepala rumah tangga, pelaku yang berasal dari Kota Padang itu, tidak memiliki pekerjaan tetap. Beberapa tahun sebelumnya, ia pernah bekerja di Perguruan Diniyah Putri, tapi tak lama kemudian berhenti.
Sementara, Leni Marlina, 40, wanita asal Cupak Kabupaten Solok, tidak tega melihat suaminya menganggur. Gaji sebagai pimpinan mini market ia kumpulkan sebagai modal bagi suaminya dengan berjualan parfum. Agar bisnis usaha parfum lebih lancer, Leni juga membelikan sepeda motor untuk suaminya tersebut.
Beberapa hari sebelum kejadian, beberapa orang tetangga Leni juga menyebutkan, keluarga ini sempat cekcok. Tetangga menduga, puncak keributan keluarga kecil itulah yang kemudian berakhir dengan sebilah pisau dapur yang digunakan pelaku untuk menusuk istrinya tersebut. Empat tusukan bersarang di punggung, lengan, dada dan leher di antara pipi kanan korban.
Seperti diberitakan, Dodi Chandra, 35, warga RT X Kelurahan Balaibalai Dalam, Padangpanjang Barat, Kamis (28/3) malam menusuk istrinya, Leni Marlina, 40, dengan sebilah pisau dapur hingga tewas. Korban menghembuskan nafas terakhir sebelum sampai di rumah sakit.
Dodi Candra saat ini sudah diamankan di Mapolres Kota Padangpanjang. Polisi menyita Barang Bukti berupa sebilah pisau dapur yang digunakan tersangka. Meskipun demikian, seperti diungkapkan Kapolres Padangpanjang, AKBP Sofyan Hidayat kepada padangmedia.com, pihak kepolisian belum bisa meminta keterangan dari pelaku yang kondisinya masih belum stabil. (isril)

Dunsanak Kito V


Leni Marlina Adalah Kader PKS Aktif di Padangpanjang

padangmedia.com , Jumat, 29 Maret 2013 15:05 wib
Rumah kontrakan pelaku Dodi Candra. (foto: isril)
PADANGPANJANG – Korban penusukan oleh suami hingga tewas di RT X Kelurahan Balaibalai Dalam Kecamatan Padangpanjang Barat tadi malam, tercatat sebagai salah seorang kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) aktif Kota Padangpanjang. Beberapa lambang partai dan simbol PKS kelihatan menempel di dinding rumah korban.
Korban Leni Marlina, 40, dalam kesehariannya selain bertugas di Perguruan Diniyah Putri sebagai Manajer Mini Market, juga aktif mengajar mengaji di Masjid Nurul Furqan, Kelurahan Tanah Pak Lambiak.
Salah seorang Pengurus PKS Kota Padangpanjang, H.Nasrullah Nukman SH saat dihubungi padangmedia.com, Jumat (29/3) siang ini mengakui, almarhumah Leni Marlina merupakan kader aktif PKS Kota Padangpanjang.
"Benar, almarhumah adalah kader aktiv PKS Padangpanjang," ungkap Nasrullah.
Nasrullah juga mengakui, beberapa hari sebelum peristiwa tragis itu terjadi, almarhumah sering mengeluhkan temperamen suaminya. Bahkan, untuk menghindari keributan dalam rumah tangganya, Leni lebih sering menyibukkan diri di Diniyah Putri sebagai Manajer Mini Market Pesantren Putri tersebut.
Sementara, menurut Ketua DPD PKS Kota Padangpanjang, Abrar SAg Dt Nan Balimo kepada padangmedia.com, almarhumah menjabat sebagai anggota bidang perempuan di DPD PKS Padangpanjang.
Seperti diberitakan, suasana tenang Kamis (28/3) malam di RT X Kelurahan Balaibalai Dalam, dihebohkan dengan peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya. Polisi mengamankan pelaku Dodi Chandra, 35. Sementara, istrinya yang mengalami 4 tusukan sebilah pisau dapur oleh Dodi, terkapar di halaman sempit rumahnya dengan bersimbah darah. Korban menghembuskan nafas terakhir sebelum sampai di rumah sakit.
Almarhumah Leni Marlina dijemput pihak keluarga di Rumah Sakit Yarsi sekitar pukul 02.00 dinihari Juma't (29/3). Beberapa rekan korban dari Diniyah Putri dan PKS turut mengantar jenazah ke kampung halamannya di Nagari Cupak, Kabupaten Solok. Leni dimakamkan menjelang shalat Jum'at tadi.
Sementara Dodi Candra yang diduga mengalami stress, saat ini masih mendekam di tahanan Polres Kota Padangpanjang. Pelaku juga belum bisa dimintai keterangan karena sering berbeli-belit. Kapolres Kota Padangpanjang, AKBP Sofyan Hidayat mengatakan akan melakukan pemeriksaan kejiwaan pelaku. Setelah keluar surat keterangan tentang kejiwaan pelaku, baru akan ditindak lanjuti proses hukum selanjutnya. (isril)

Dunsanak Kito IV


Rumah Kontrakan Pelaku Ramai Dikunjungi Warga

padangmedia.com , Jumat, 29 Maret 2013 14:25 wib
Ilustrasi. (dok.padangmedia.com)
PADANGPANJANG - Rumah yang dikontrak Dodi Chandra, 35, pelaku tindak penganiayaan terhadap istrinya hingga tewas, pagi ini, Jumat (29/3), Nampak ramai dikunjungi masyarakat. Mereka penasaran dengan peristiwa sadis malam Juma't tersebut dan mencari-cari kabar tentang peristiwa tersebut.
Rumah berwarna kuning berukuran sekitar 3 x 10 meter tempat bernaung Pasangan Suami Istri (Pasutri) sejak 4 bulan lalu itu terlihat terkunci dan dibatasi garis polisi. Sementara, di beberapa titik konsen pintu rumah, masih terlihat bercak darah yang sudah mengering.
Diduga akibat stres, Dodi tega menganiaya istrinya, Leni Marlina pada Kamis (28/3) malam dengan menusukkan pisau dapur empat kali ke beberapa bagian tubuh istrinya. Ironisnya, dengan kondisi bersimbah darah tersebut, Dodi mendorong istrinya keluar rumah dengan pisau yang masih menancap di antara pipi kanan dan lehernya, kemudian Dodi mengurung diri dalam rumah.
Masyarakat yang menyaksikan peristiwa tragis malam Jum'at tersebut juga tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka diliputi rasa takut dan melaporkan peristiwa tersebut kepada RT setempat.
Ketua RT X Kelurahan Balaibalai Dalam Kecamatan Padangpanjang Barat, Solfiadi, juga sangat terkejut dengan peristiwa tragis yang dialami warganya tersebut setelah mendapat laporan dari masyarakat. Beruntung, anak dan istri Ketua RT X merupakan personil Polres Kota Padangpanjang dan langsung menuju Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang hanya berjarak beberapa buah rumah.
“Menantu saya coba mengamankan pelaku yang mengurung diri dalam rumah, karena khawatir akan diamuk massa. Semula Dodi enggan membukakan pintu. Namun dengan membujuk pelaku, akhirnya Dodi berhasil diamankan tanpa perlawanan,” ceritanya kepada padangmedia.com.
Sementara, istri Dodi yang bersimbah darah terkapar berusaha ditolong dengan membawa ke Rumah Sakit Yarsi Padangpanjang. Sayangnya, akibat kehabisan darah, menjelang sampai di rumah sakit, Leni yang merupakan pimpinan Mini Market Perguruan Diniyah Putri itu menghembuskan nafas terakhirnya.
Petugas medis menjahit luka tusukan dan membersihkan darah segar dari luka yang menganga di tubuh korban. Sekitar pukul 02.00 dinihari, Jum'at (29/3), jenazah korban dibawa ke kampung halamannya di Nagari Cupak, Kabupaten Solok. Ia dimakamkan jelang shalat Jum'at tadi. Sementara, dua putri cantik anak korban diasuh oleh pihak keluarga. (isril)

Dunsanak Kito III


Dodi Diduga Stres

padangmedia.com , Jumat, 29 Maret 2013 01:04 wib
Wawako Edwin didampingi Kapolres AKBP.Sofyan Hidayat melihat jasad Leni Marlina di RS.Yarsi .(Foto : isril@padangmedia.com)
PADANGPANJANG - Kasus pembuhan yang dilakukan Dodi Chandra terhadap istrinya Leni Marlina, Kamis (29/3) sekitar pukul 21.30 WIB menyisakan tanda tanya besar. Apa motif aksi keji yang dilakukan ayah dua anak tersebut hingga tega menghabisi nyawa istrinya dengan  dengan empat tusukan. Padahal, pasangan suami istri tersebut tidak pernah terlihat bertengkar.
Informasi yang dihimpun padangmedia.com di lokasi TKP menyebutkan, Dodi mengalami stres. Bahkan, seorang warga yang tidak mau namanya disebutkan mengatakan, beberapa tahun lalu Dodi pernah melakukan pengrusakan kendaraan tanpa penyebab yang jelas.
Kapolres Kota Padangpanjang, AKBP.Sofyan Hidayat pada padangmedia.com di Polres malam ini juga menduga Dodi alami stres.
"Beberapa waktu lalu tersangka ini bertanya apakah ia masih lama di Polres dan ingin pulang. Sepertinya dia mengalami stres," ungkap AKBP. Sofyan Hidayat.
Untuk mengorek informasi, pihak Polres berencana akan membawa Dodi ke dokter jiwa, karena dengan kondisinya saat ini sulit untuk dimintai keterangan. Setelah ada surat keterangan dari dokter jiwa, baru proses selanjutnya bisa dilakukan.
"Kita akan bawa dia dulu ke dokter jiwa. Setelah keluar, hasilnya baru bisa kita tindaklanjuti. Karena, dengan kondisinya saat ini sulit dimintai keterangan," ungkap Kapolres.
Sementara itu, informasi sementara yang berhasil dihimpun padangmedia.com dari Paur Humas Polres Padangpanjang, Ipda Ferry Hak, kronologi kejadian berawal ketika anak pertama Pasutri itu meminta uang pada ayahnya Dodi. Namun, karena saat itu Dodi sedang tidak memiliki uang, ia coba meminta ke istrinya Leni Marlina. Tapi bukan uang yang didapatkan, ia justru di maki-maki istrinya. Kebenaran informasi ini masih akan dipelajari dengan memintai keterangan saksi-saksi. (isril)